Selasa, 11 Juni 2013


Hari ini sesal itu menjamah
Merusak lengkungan senyum berbinar
Biasnya merasuk dalam gelas nestapa
Bersatu dalam heningnya angan

Lelehan titik bening dimatamu
Seraya meluluhkan segala amarahku
Sampai tiap kata yang memberontakpun
Tak mampu bergeming karenanya

Dan kini....
Riak jemariku pun tak mampu berpesan
Tuk berkumandang maaf padamu
Ataukah merangkulmu dalam sepinya malam

Sesal... Ya... Aku menyesal
Kata itu setajam pisau

Menikammu dengan sadis
Membenamkan sesal dihatiku
Entah lukanya kan mengering
Ataukah harus kubenamkan diri dalam sesal

"Diujung siang ini kuhaturkan maaf, meski kata takkan lagi mampu mengurai senyum itu"






 ____________________
 Menatap sebuah cermin:
_____________________
Menatap sebuah cermin
Dalam kesunyian…
Bayangan hitam didalamnya
Tak ada kata lagi…
saat bercerita tentang diri
Tak ada kesombongan lagi…
saat bayangan retak yang nampak
wajah kusam yang nampak
menghancurkan ego dalam diri
noda dalam wajah…
menjadikan sesal dalam hati
saat cibir menilai wajah-wajah lain
kerut yang nampak
menciutkan nyali ini
teringat topeng yang tak pernah lepas
hanya karena-Mu
menutup aib diri ini
membuatku masih tetap berdiri
Takkan cermin yang kupecah…
Jiwa ini yang kubebaskan…
dari belenggu angkara
mengikatkannya pada Tali-Mu
Bukan Cermin yang kusapu…
Hati ini yang kubersihkan…
dari debu yang menebal
dengan menghirup sejuknya kesucian-Mu
menatap sebuah cermin dalam kesunyian…
saat kejujuran tak dapat terpecahkan
dusta menguap dalam ruang hampa








Tidak ada komentar:

Posting Komentar